Advanture

Mendekatkan diri dengan alam sekitar, dan sejenak untuk menyukuri indahnya alam yang allah ciptakan.

Pulau Panjang

Mengeksplore wisata kota sendiri, termasuk salah satunya adalah pulau panjang bersama saudara

..

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

...

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

..

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 31 Maret 2015

Sejarah Persijap Jepara


Pada tahun 1930-an, di Jepara lahir dua klub sepakbola bentukan Belanda. Yaitu Y.V.C (Yapara Voedbal Club) dan Alsides. Dengan demikian cikal bakal sepakbola Jepara sudah berakar sejak penjajahan Belanda. Sepakbola Jepara pada kurun waktu singkat sudah menjadi bisa menjadi olahraga rakyat .Di setiap pelosok desa sepakbola sudah di mainkan . Setelah Belanda kalah dan bangsa Indonesia di jajah Jepang, dua klub tersebut akhirnya bubar. Tetapi terbukti kemudian kemudian, sebagai olahraga rakyat, sepakbola semakin terus berkembang, hingga di tahun 1950an di Jepara terdapat klub kecil asli jepara. Melihat perkembangan sepakbola di Jepara, Bupati Jepara yang saat itu di pimpin oleh Sahlan Ridwan (1954) berkeinginan membentuk sebuah kesebelasan milik Kabupaten Jepara. Ide ini dilandasi dengan semakin banyaknya klub-klub yang tumbuh. Tahun itu kemudian dicatat sebagai tahun berdirinya Persijap Jepara tepatnya pada tanggal 11 April 1954.
Logo Awal Persijap



Logo Ke 2 Persijap
Kala itu Persijap Jepara masih menggunakan Logo bergambar PSSI dengan tulisan persijap ditengahnya serta tahun lahirnya. Seiring berjalannya waktu kemudian masyarat jepara membuat logo klub sendiri sebagai identitas klub yang berdiri di jepara, tetapi diawal pergantian logo tersebut, banyak pro dan kontra masalah icon yang terdapat diatasnya, dan itu dianggap kurang jelas dan banyak yang mempertanyakan apakah itu sebuah gambar ukiran/masjid/candi/ menggambarkan kraton Kalinyamat. 
Logo Ke-3 Persijap



Kemudian logo tersebut mengalami perubahan untuk yang ketiga kalinya yaitu pada bagian atasnya dirubah menjadi logo Ukiran yang selama ini menjadi identitas kota jepara sebagai kota ukir dan logo ini sampai sekarang tetap dipakai oleh persijap jepara tak tidak lagi mengalami pergantian, maupun pro dan kontra. Merah melambangkan keberanian, mahkota di atasnya melambangkan Ukiran jepara, sebagai identitas kota. Logo PSSI masih lekat di dalam logo persijap, melambangkan persijap berada dibawah naungan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), dan 1954 sebagai simbol lahirnya Persijap Jepara.





        Seiring dengan perjalanan serta kiprah persijap di jagat persepakbolaan nasional, juga memunculkan beberapa nama yang menjadi populer, bahkan melegenda. Diantaranya adalah Kamal Junaidi, yang meninggal karena tersambar petir, dalam laga final Piala Makutarama yang digelar di Salatiga pada tanggal 28 Agustus 1973 melawan kesebalasan dari Persipa Pati. Nama Kamal Junaidi kemudian diabadikan sebagai nama stadion sepak bola, yang menjadi kebanggan warga masyarakat Jepara. Home base Persijap terletak di Jl. Mangunsarkoro Jepara, sedangkan home ground-nya akan menempati stadion yang baru, yaitu Stadion Gelora Bumi Kartini (GBK). Stadion GBK menjadi stadion yang baru bagi Persijap, karena stadion Kamal Junaidi tidak lagi memenuhi syarat untuk dipakai bertanding dalam ajang  Superliga tahun 2008.         Kapasitas stadion (GBK) mempunyai daya tampung sekitar 20.000 penonton, dengan kapasitas tribun tertutup sebanyak 7000 orang dan tribun terbuka 13.000 orang penonton. Hampir setiap kali pertandingan home (kandang), stadion di Jepara dipenuhi oleh penonton/supporter setia Persijap.Sementara ini supporter Persijap yang berjumlah sekitar 10.000 orang terbagi dalam 2 (dua) kelompok, yaitu Jetman (Jepara Tifosi Mania) dan Banaspati.         Stadion GBK terletak di Kelurahan Ujungbatu, Kecamatan Jepara, sekitar 1 km dari Kantor Bupati Jepara. Stadion GBK dibangun sejak tahun 2001. Luas kawasan atau kompleks stadion ini 159.800 m2 dengan luas stadion 30.000 m2., dan luas lapangan 7.500m2. Stadion ini nantinya dilengkapi dengan track untuk lintasan atletik dengan panjang 500m2 dengan lebar 6 m. Fasiltas lain yang melengkapi stadion GBK adalah tribun terbuka dan tribun VIP yang bertatap space frame.        Jenis rumput yang digunakan di lapangan utama stadion GBK  adalah bermuda (dactylon cycnodon). Fasilitas stadion nantinya akan semakin representatif dengan dilengkapinya sarana dan fasilitas stadion berupa ruang ganti pemain, ruang ganti wasit serta ruang untuk peliputan dan konferensi pers. Fasiltas berupa kamar mandi – shower dan toilet diharapkan bisa membuat pengguna stadion ini bertambah nyaman. 

        
        Beberapa pemain sepakbola dari Jepara juga pernah memperkuat timnas. Diantaranya adalah Haryanto yang menjadi kiper andalan timnas pada tahun 1979. Setelahnya juga ada nama Siswadi Gancis yang menjadi kiper PSSI Garuda pada tahun 80-an. Generasi setelahnya pada tahun 2000-an juga ada nama Solekan, dan Warsidi.
Sehingga tidak berlebihan kalau Jepara, yang nota bene merupakan kota kecil, menjadi barometer sepak bola di Jawa Tengah. Bahkan dalam perkembangannya sekarang, bisa melampaui PSIS Semarang dan Persis Solo, yang mempunyai nama lebih besar dan dana yang juga lebih besar. Hal ini terkait dengan keberhasilan Persijap berhasil lolos ke Liga Super PSSI 2008. Sedangkan kedua tim lainnya dari Jawa Tengah tersebut tetap bertahan di Divisi Utama


Persijap yaitu Laskar Kalinyamat karena Laskar Kalinyamat adalah pasukan yang sangat kuat pernah melakukan serangan 3 kali yaitu dua kali menggusir Portugis dari daerah Malaka dan mengusir portugis dari ambon.

Prestasi yang membanggakan dari Kota Ukir ini adalah :
Perserikatan
  • 1982: Juara Nasional Piala Suratin
  • 1998: Juara Nasional Piala Suratin
  • 2002: Juara Nasional piala Suratin

Liga Indonesia

  • 1994/95: Divisi I
  • 1995/96: Divisi I
  • 1996/97: Divisi I
  • 1998/99: Peringkat ke-3 Grup II Divisi I
  • 1999/2000: Juara Grup I Divisi I (Promosi ke divisi utama)
  • 2001: Peringkat ke-12 Wilayah Timur (Degradasi ke divisi I)
  • 2002: Peringkat ke-2 Grup Barat Divisi I
  • 2003: Peringkat ke-8 Grup Barat Divisi I
  • 2004: Peringkat ke-3 Grup Barat Divisi I (Promosi ke divisi utama)
  • 2005: Peringkat ke-12 Wilayah Timur
  • 2006: Peringkat ke-9 Wilayah Barat
  • 2007: Peringkat ke-9 (Promosi ke Superliga)
  • 2007/08: Peringkat ke-6 Superliga
  • 2008/09: Peringkat ke-11 Superliga
  • 2009/10: Peringkat ke-9 Superliga
  • 2010/11: Peringkat ke-14 Superliga

Copa Indonesia

  • 2005/06: 16 besar
  • 2006/07: 64 besar (babak pertama)
  • 2007/08: 32 besar
  • 2008/09: Empat besar

Barisan Supporter Persijap Jepara :
JETMAN (Jepara Tifosi Mania) adalah supporter dari Persijap Jepara yang berdiri sejak Ligina IV, tepatnya 11 Juni 2001. Markas dan sekretariat The Jetmania berada di Stadion Gelora Bumi Kartini. Setiap Selasa dan Jumat merupakan rutinitas Jetmania baik itu pengurus maupun anggota untuk melakukan kegiatan berkumpul bersama membahas perkembangan Jetmania serta laporan-laporan dari setiap bidang kepengurusan. Tidak lupa juga melakukan pendaftaran bagi anggota baru dalam rutinitas tersebut.
BANASPATI (Barisan Suporter Persijap Sejati) juga salah satu suporter yang mendukung Persijap Jepara, berdiri tanggal 9 April 2002. BANASPATI yang saat didirikan merupakan sekumpulan pecinta Persijap yang pada awalnya bergabung denga Persijap Fans Club ( P F C) dan oleh H.EKsan ( Gembira Ria ), H Ali Anggoro, ( Ketua Sekarang), Como Hartanto ( Ketua pertama), Syaiful Huddin ( Sekjen pertama ), Anita ( bendahara pertama), Ali Shohib (Pjs penerus Como hartanto), dan Agoes Cumes ( HUMAS) Mas Sugeng Almarhum. Inilah orang orang yang pertama membentuk dan memberi nama Barisan Suporter Persijap Sejati. Sekretariat Banaspati berada di Komplek Stadion Gelora Bumi Kartini sebelah Utara. BANASPATI menjadi kelompok suporter pendukung Persijap Jepara terbesar di Jepara yang mempunyai Korwil menyeluruh ke setiap Daerah Kabupaten Jepara.
CURVA NORD 1954 Salah satu kelompok supporter Persijap yang bertempat di tribun utara, mengadopsi gaya militansi supporter ala italia "Curva Nord 1954" mencoba mengubah gaya mendukung Persijap dengan Gaya kreatifitas dan atraktif tanpa ada sedikit rasialisme di tribun . Slogan dari Curva Nord 1954 "VINCI PER NOI"

Pemain Legendaris Persijap Jepara :
  • Evaldo Silva (lahir di Baramansa17 Agustus 1974; umur 40 tahun) adalah seorang pemain sepak bola asal Brasilyang berposisi sebagai bek dan memiliki tinggi badan 185 cm. Saat ini dia bermain untuk Persijap JeparaMemperkuat Persijap Jepara dari tahun 2004 s/d Sekarang malaupun sempat pindah ke PSIS Semarang selama 1 tahun

  • Paitoon Tiepma (lahir di Lopburi,hailand, 13 September 1981) adalah pemain persijap yang berposisikan sebagai gelandang, winger kanan dengan tinggi badan 174cm. Memperkuat Persijap Jepara dari tahun 2006-2010 sebelum akhir kembali ke thailand dan bergabung bersama club thailand "Osotsapa"

  • Kamal Djunaidi, Seorang Pemain Legendaris Asli Jepara yang berposisikan sebagai kiper adalah pemain yang mempunyai peranan central dimana persijap jepara mampu meraih gelar juara Piala Makutarama, atas pengorbanan dan loyalitasnya sebelum akhirnya iya wafat dan namanya diabadikan sebagai nama stadion persijap pada masa itu yaitu SKJ (Stadion Kamal Junaidi)
  • Syarief KS, Seorang Mantan Captain Persijap Jepara yang berposisikan Stiker pada era Perserikatan yang ikut menghantarkan Persijap menjuarai Piala Makutamara.

Minggu, 29 Maret 2015

Sejarah Kota Jepara

Jauh sebelum adanya kerajaan-kerajaan di tanah jawa. Di ujung sebelah utara pulau Jawa sudah ada sekelompok penduduk yang diyakini orang-orang itu berasal dari daerah Yunnan Selatan yang kala itu melakukan migrasi ke arah selatan. Jepara saat itu masih terpisah oleh selat Juwana.

ETIMILOGI

Dari sisi etimologisnya Jepara dulunya menurut C. Lekkerkerker berasal dari kata Ujungpara yang merupakan letak geografis memang menempatkan Jepara di semenanjung yang strategis dan mudah di jangkau oleh para pedagang. disebut ujungpara karena dahulu ada orang dari Majapahit yang sedang berjalan melewati daerah yang sekarang disebut Jepara, melihat nelayan yang sedang membagi-bagi ikan hasil tangkapannya "membagi" dalam bahasa jawa adalah "Para" (dibaca: Poro), maka pengembara tersebut menceritakan di kota tujuannya bahwa dia melewati Ujung Para karena dia melewati ujung pulau Jawa yang ada yang membagi ikan. Kata "Para" dari sumber yang lain diartikan Pepara, yang maksudnya bebakulan mrono mrene yang kemudian diartikan sebuah ujung tempat bermukimnya para pedagang dari berbagai daerah yang hilir mudik di tempat tersebut. Yang kemudian para masyarakatnya menyebutnya menjadi Ujung Mara, dan Jumpara lalu berubah menjadi Japara, yang akhirnya berubah menjadi JEPARA pada tahun 1950an dan hal itu dibuktikan dengan lahirnya pesepak bolaan di daerah jepara yang bernama PERSIJAP (Persatuan Sepakbola Japara). Kata Ujung dan Para sendiri berasal dari bahasa jawa, Ujung artinya bagian darat yang menjorok ke laut dan Para yang artinya menunjukkan arah, yang digabung menjadi suatu daerah yang menjorok ke laut. Letak geografis memang menempatkan Jepara di semenanjung yang strategis dan mudah di jangkau oleh para pedagang. Para dari sumber yang lain diartikan Pepara, yang artinya bebakulan mrono mrene, yang kemudian diartikan sebuah ujung tempat bermukimnya para pedagang dari berbagai daerah. Orang Jawa menyebut menyebut nama Jepara menjadi Jeporo, dan orang Jawa yang menggunakan bahasa krama inggil menyebut Jepara menjadi Jepanten, dalam bahasa Ingris disebut Japara, Sedangkan orang Belanda menyebut Yapara atau Japare.

SEJARAH
Asal nama Jepara berasal dari perkataan Ujung ParaUjung Mara dan Jumpara yang kemudian menjadi Jepara, yang berarti sebuah tempat pemukiman para pedagang yang berniaga ke berbagai daerah. Menurut buku “Sejarah Baru Dinasti Tang (618-906 M)” mencatat bahwa pada tahun 674 M seorang musafir Tionghoa bernama I-Tsing pernah mengunjungi negeri Holing atau Kaling atau Kalingga yang juga disebut Jawaatau Japa dan diyakini berlokasi di Keling, kawasan timur Jepara sekarang ini, serta dipimpin oleh seorang raja wanita bernama Ratu Shima yang dikenal sangat tegas.
Menurut seorang penulis Portugis bernama Tomé Pires dalam bukunya “Suma Oriental”, Jepara baru dikenal pada abad ke-XV (1470 M) sebagai bandar perdagangan yang kecil yang baru dihuni oleh 90-100 orang dan dipimpin oleh Aryo Timur dan berada dibawah pemerintahan Demak. Kemudian Aryo Timur digantikan oleh putranya yang bernama Pati Unus (1507-1521). Pati Unus mencoba untuk membangun Jepara menjadi kota niaga.
Pati Unus dikenal sangat gigih melawan penjajahan Portugis di Malaka yang menjadi mata rantai perdagangan nusantara. Setelah Pati Unus wafat digantikan oleh iparFaletehan /Fatahillah yang berkuasa (1521-1536). Kemudian pada tahun 1536 oleh penguasa Demak yaitu Sultan Trenggono, Jepara diserahkan kepada anak dan menantunya yaitu Ratu Retno Kencono dan Pangeran Hadirin, suaminya. Namun setelah tewasnya Sultan Trenggono dalam Ekspedisi Militer di Panarukan Jawa Timur pada tahun 1546, timbulnya geger perebutan tahta kerajaan Demak yang berakhir dengan tewasnya Pangeran Hadiri oleh Aryo Penangsang pada tahun 1549.

Kematian orang-orang yang dikasihi membuat Ratu Retno Kencono sangat berduka dan meninggalkan kehidupan istana untuk bertapa di Bukit Danaraja. Setelah terbunuhnya Aryo Penangsang oleh Sutowijoyo, Ratu Retno Kencono bersedia turun dari pertapaan dan dilantik menjadi penguasa Jepara dengan gelar Nimas Ratu Kalinyamat.

Pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat (1549-1579), Jepara berkembang pesat menjadi Bandar Niaga utama di Pulau Jawa, yang melayani eksport import. Disamping itu juga menjadi Pangkalan Angkatan Laut yang telah dirintis sejak masa Kerajaan Demak.
Sebagai seorang penguasa Jepara, yang gemah ripah loh jinawi karena keberadaan Jepara kala itu sebagai Bandar Niaga yang ramai, Ratu Kalinyamat dikenal mempunyai jiwa patriotisme anti penjajahan. Hal ini dibuktikan dengan pengiriman armada perangnya ke Malaka guna menggempur Portugis pada tahun 1551 dan tahun 1574. Adalah tidak berlebihan jika orang Portugis saat itu menyebut sang Ratu sebagai Rainha de Jepara Senora de Rica, yang artinya Raja Jepara seorang wanita yang sangat berkuasa dan kaya raya.
Serangan sang Ratu yang gagah berani ini melibatkan hampir 40 buah kapal yang berisikan lebih kurang 5.000 orang prajurit. Namun serangan ini gagal, ketika prajurit Kalinyamat ini melakukan serangan darat dalam upaya mengepung benteng pertahanan Portugis di Malaka, tentara Portugis dengan persenjataan lengkap berhasil mematahkan kepungan tentara Kalinyamat.
Namun semangat Patriotisme sang Ratu Kalinyamat tidak pernah luntur dan gentar menghadapi penjajah bangsa Portugis, yang di abad 16 itu sedang dalam puncak kejayaan dan diakui sebagai bangsa pemberani di Dunia.
Dua puluh empat tahun kemudian atau tepatnya Oktober 1574, sang Ratu Kalinyamat mengirimkan armada militernya yang lebih besar di Malaka. Ekspedisi militer kedua ini melibatkan 300 buah kapal diantaranya 80 buah kapal jung besar berawak 15.000 orang prajurit pilihan. Pengiriman armada militer kedua ini di pimpin oleh panglima terpenting dalam kerajaan yang disebut orang Portugis sebagai Quilimo.
Walaupun akhirnya perang kedua ini yang berlangsung berbulan-bulan tentara Kalinyamat juga tidak berhasil mengusir Portugis dari Malaka, namun telah membuat Portugis takut dan jera berhadapan dengan Raja Jepara ini, terbukti dengan bebasnya Pulau Jawa dari Penjajahan Portugis di abad 16 itu.
Sebagai peninggalan sejarah dari perang besar antara Jepara dan Portugis, sampai sekarang masih terdapat di Malaka komplek kuburan yang disebut sebagai Makam Tentara Jawa. Selain itu tokoh Ratu Kalinyamat ini juga sangat berjasa dalam membudayakan SENI UKIR yang sekarang ini jadi andalan utama ekonomi Jepara yaitu perpaduan seni ukir Majapahit dengan seni ukir Patih Badarduwung yang berasal dari Negeri Cina.
Menurut catatan sejarah Ratu Kalinyamat wafat pada tahun 1579 dan dimakamkan di Desa Mantingan Jeparadi sebelah makam suaminya Pangeran Hadirin. Mengacu pada semua aspek positif yang telah dibuktikan oleh Ratu Kalinyamat sehingga Jepara menjadi negeri yang makmur, kuat dan mashur maka penetapan Hari Jadi Jepara yang mengambil waktu dia dinobatkan sebagai penguasa Jepara atau yang bertepatan dengan tanggal 10 April 1549 ini telah ditandai dengan Candra Sengkala Trus Karya Tataning Bumi atau terus bekerja keras membangun daerah.












Julukan Kota Jepara

Kabupaten Jepara memiliki beberapa julukan, ada yang diberi julukan secara resmi ada juga yang tidak bersifat resmi, diantaranya:

· Kota Ukir
Pada zaman Kerajaan Kalinyamat yang dipimpin Sultan Hadlirin ayah angkatnya yang berasal dari Cina mengukir batu yang dia bawa dari Cina untuk di letakkan di Masjid Mantingan. Lalu dia mengajarkan cara mengukir yang indah kepada warga Jepara sampai sekarang. Maka Jepara dijuluki Kota Ukir.

· Bumi Kartini
Jepara adalah kota dilahirkanya pahlawan nasional R.A. Kartini, maka Jepara dijuluki Bumi Kartini.

· Kota Energi
Slogan R.A Kartini Habis Gelap Terbitlah Terang hal tersebut terealisasikan oleh pemerintah kabupaten Jepara dengan adanya 4 PLTU di Jepara, yang menjadi pemasok listrik Jawa, Bali, Madura. Oleh karena itu Bibit Waluyo (Gubernur Jawa Tengah) secara resmi memberi julukan KOTA ENERGI kepada Kabupaten Jepara.PLTU TJB Jepara merupakan PLTU pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi ramah lingkungan. Selain PLTU TJB Jepara terdapat PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) dan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) di Kecamatan Karimunjawa. sehingga Jepara terdapat tiga macam pembangkit listrik. Bahkan akan masih dibangun PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas) di daerah KecamatanKarimunjawa, BATAN juga akan membangun PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) di Semenanjung Jepara.

· Kota Fashion
Di Jepara banyak ditemukan beberapa produk fashion seperti: Tenun Ikat di Troso, Batik Jepara di Slagi, Konveksi Baju diSendang, Konveksi Celana di Bandungrejo, Konveksi Kerudung di Pendosawalan, Konveksi Bordir di Nalumsari, Perhiasan Monel di Kriyan, Perhiasan Emas di Margoyoso. Produk fashion Jepara telah membanjiri Pasar Semarang, Surabaya, Bali,Jakarta, Palembang, dan lain-lain.

· Kota Kerajinan (Kota Seni)
Banyak seni kerajinan di Jepara seperti seni ukir, sini, patung, seni relief, seni monel, seni emasan, seni gerabah, seni rotan, seni anyaman bambu, seni macan kurung, dan lain-lain. Oleh karena itu Jepara dijuluki Kota Kerajinan.

· Kota 1000 Ponpes
Banyak yang menganggap Pondok Pesantren terbanyak di Jawa khususnya Jawa Tengah ada di Rembang, tetapi kenyataannya di Jepara terdapat Pondok Pesantren 2x lipat jumlah pondok pesantren di Kabupaten Rembang. Oleh karena itu Jepara di kenal sebagai Kota Seribu Pondok Pesantren.

· The World Carving Center
Jepara berhasil membuat rekor MURI sekaligus Rekor Dunia dalam bidang mengukir kayu bersama terbanyak di dunia. Maka Jepara resmi menyandang gelar The World Carving Center.

· The Beauty of Java
The Beauty of Java tidak berlebihan disandang oleh Jepara, karena Jepara memiliki aneka keindahan dari tempat wisatapegunungan, wisata pantai, wisata kepulauan bahkan sampai wisata bawah laut (Terumbu karang) ditambah lagi gadis-gadis Jepara terkenl cantik-cantik, karena banyak orang Jepara yang masih berdarah Portugis terutama di daerah Kecamatan Donorojo. Apalagi berkali-kali Jepara mendapat Adipura dikarenakan kota Jepara begitu bersih dan sangat indah. Maka untuk kepentingan pemasaran pariwisata, Bupati Jepara mengambil slogan pariwisata Jepara, The Beauty of Java (Keindahannya Jawa) sebagai upaya pencitraan Kota Jepara sebagai pusat Wisatanya Pulau Jawa.

· Caribbean van Java
Keindahan Kepulauan Karimunjawa keindahanya seperti di Karibia. Karimunjawa mempunyai kesamaan lain dengan Karibia yaitu terdiri dari beberapa pulau kecil, oleh karena itu belanda memberi julukan sebagai Caribbean van Java.

· Scheveningen van Java
Menjelang kenaikan kelas di saat liburan pertama, Ny. Ovink Soer dan suaminya mengajak R.A. Kartini beserta adik-adiknya Roekmini dan Kardinah menikmati keindahan pantai bandengan yang letaknya 7 km ke utara Kota Jepara, yaitu sebuah pantai yang indah dengan hamparan pasir putih yang memukau sebagaimana yang sering digambarkan lewat surat-suratnya kepada temannya Stella di negeri Belanda. RA Kartini dan kedua adiknya mengikuti Ny. Ovink Soer mencari kerang sambil berkejaran menghindari ombak, kepada RA Kartini ditanyakan apa nama pantai tersebut dan dijawab dengan singkat yaitu Pantai Bandengan. Kemudian Ny. Ovink Soer mengatakan bahwa di Holland pun ada sebuah pantai yang hampir sama dengan bandengan namanya Klein Scheveningen secara spontan mendengar itu R.A. Kartini menyela kalau begitu kita sebut saja Pantai Bandengan ini dengan nama Klein Scheveningen.




Pariwisata Kota Jepara

v  Gunung
Ø  Gunung Genuk, di Clering
Ø  Gunung Muria, di Keling

v  Pulau
Ø  Kepulauan Karimunjawa dan gugusannya
Ø  Pulau Panjang
Ø  Pulau Mandalika, di Ujungwatu
Ø  Wono Pinus Setro, di Bate Alit
Ø  Sreni Indah, di Bate Gede

v  Pantai
Ø  Pantai Kartini, di Bulu
Ø  Pantai Tirto Samodra, di Bandengan
Ø  Pantai Empu Rancak, diKaranggondang
Ø  Pantai Pungkruk, di Mororejo
Ø  Pantai Guamanik Pecatu, di Ujungwatu
Ø  Pantai Teluk Awur, di Telukawur
Ø  Pantai Semat, di Semat
Ø  Pantai Ombak Mati, di Bondo
Ø  Pantai Blebak, di Sekuro
Ø  Pantai Suweru, di Balong
Ø  Pantai Bayuran, di Tubanan
Ø  Pantai Beringin, di Bumiharjo
Ø  Pantai Pailus, di Karanggondang

v  Waduk
Ø  Belik Bidadari dan Jaka Tarub, diDaren
Ø  Bongpes, di Gerdu
Ø  Waduk Punden, di Gemulung
Ø  Telaga Sejuta Akar, di Bondo
Ø  Danau Blingoh, di Blingoh

v  Goa
Ø  Gua Tritip, di Ujungwatu
Ø  Gua Tratak, di Blingoh
Ø  Gua Manik, di Sumanding
Ø  Gua Sakti, di Plajan

v  Air Terjun
Ø  Air Terjun Songgo Langit, di Bucu
Ø  Air Terjun Jurang Nganten, di Tanjung
Ø  Air Terjun Suroloyo, di Bungu
Ø  Air Terjun Sumenep, di Batealit
Ø  Air Terjun Banyu Anjlok, di Somosari
Ø  Air Terjun Undak Manuk, di Blingoh
Ø  Air Tejun Nglumprit, di Dudakawu
Ø  Air Terjun Grinjingan Dowo,diDudakawu
Ø  Air Terjun Nglamer, di Dudakawu
Ø  Air Terjun Kedung Ombo, di Papasan
Ø  Air Terjun Nggembong, di Srikandang