Desa yang terletak di sebelah barat dari desa Bangsri itu
adalah desa luas yang bisa disebut sebagai desa liwatan (desa penghubung) menurut
masyarakat sekitar karena menghubungkan antara bangsri kearah PLTU. Sebelum
adanya desa ini dahulunya tanah didaerah tersebut merupakan daerah hutan di
sebalah barat dari bangsri yang sangat luas.
Dahulu desa ini sebelumnya adalah hutan yang amat besar,
yang kemudian ada seorang bapak telah berkelana kedaerah ini, dia mencoba untuk
membuat permukiman disekitar hutan, beliau bernama Mbah Lukman Hakim Loko Joyo.
Usut punya usut dari banyak cerita yang ada dari sesepuh desa yang sekarang,
beliau (Mbah Lukman Hakim Loko Joyo) adalah orang pertama yang menduduki tanah
yang sekarang dinamakan kedung leper tersebut, tetapi asala mu asal beliau
belum ada yang mengetahui dari mana, siapa,dan juga latar belakang beliau, dan sampai
sekarangpun masih jadi misteri. Tetapi ada yang menyebutkan beliau adalah
seseorang yang masih ada sangkut pahutnya dengan seorang tokoh-tokoh ulama atau
Kyai didaerah bangsri yang salah satunya yaitu Ki Ageng Gede Bangsri yang bukan
lain adalah salah satu murid dari Sunan Muria salah satu dari 9 Wali
(Walisongo), entah itu saudara, murid, atau seperguruan dengan beliau Ki Ageng
Gede Bangsri., semua itu masih benjadi tanda tanya dikalangan masyarakat.
Dengan asal muasal beliau adalah kemungkinan yang menduduki
pedesaan tersebut maka belia bisa dianggap atau dijuluki “bapak kang babat alas”
,, alas memiliki arti: dasar; fondasi; penutup telapak kaki; lapik, dasar;
hutan, rimba. Sedangkan “babat”, masih berasal dari contekan yang sama,
berarti: tebas; menebang; merambahi. Kau bisa saya artikan babat alas adalah
merambahi hutan untuk dijadikan fondasi/cikal bakal suatu tempat. Setelah berada
ditanah tersebut beliau mendirikan sebuah pondok kecil untuk tempat tinggal
beliau, lama tinggal disitu beliau merasa kesulitan untuk mencari air. Kemudian
beliau melihat kondisi sebuah waduk yang tidak jauh dari belakang rumahnya itu
yang sangat gersang atau tanpa air, hingga beliau menancapkan sebuah tongkat
yang dibawanya kearah tepat ditengah waduk kecil tersebut. Mungkin atas izin
Yang Maha Kuasa akhirnya tanah yang ditancapi tongkat tadi bisa mengeluarkan
mata air, hingga bisa dibuat kebutuhan keseharian. Atas kejadian tersebut
akhirnya beliau menamai tanah/desa tersebut dengan nama "Desa Kedung Leper" yang
mempunyai arti “Kedung adalah Waduk; Cekungan; Lubuk; tempat air disungai;,, sedangkan
Leper adalah rata, dengan kata lain Kedung Leper mempunyai arti Waduk yang rata
teraliri air.
Lama menetap/tinggal, beliau (Mbah Lukman Hakim Lokojoyo) wafat
dan dimakamkan di desa KedungLeper yang
konon menurut masyarakat sekitar makam beliau tidak lain adalah rumah beliau
sendiri yang dulu pernah ditinggali. Dan kini atas jasa beliau desa ini telah
menjadi salah satu desa yang luas dan menjadi permukiman masyarakat yang hidup
tentram nan asri hingga kini dan samapi saat ini waduk tersebut tetap ada, dan berubah
menjadi sebuah aliran sungai besar di daerah Kedung Leper. Hingga saat ini
makam beliau selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat sebagai tempat bersiziarah..
***** Cerita ini saya dapat dari sesepuh atau orang yang
dituakan didesa Kedung Leper dan juga berasal dari tokoh tokoh masyarakat yang
ada, salah satunya adalah Bapak Sudar yang tak lain masih keponakan saya
sendiri dan merupakan salah satu tokoh masyarakat yang hampir mengerti banyak
berbagai cerita asal muasal sebuah Desa, kemudian ada juga Bapak Lasmuri yang
merupakan salah satu dari Petinggi Desa kedung leper dimasa itu, dan Bapak
Lasiman yang merupakan seseorang yang bisa disebut tokoh masyarakat dan
sekalian orang yang dituakan di Desa pada masa itu pula. Walaupun masih banyak
orang yang belum tahu asal mu asal Desa Kedung Leper ini, karena masih banyak
hal hal yang belum terkuak karena minimnya informasi yang dikarenakan tidak
banyak bahkan tidak sembarang orang bisa tahu asal mu asal desa ini, tapi saya
bersyukur bisa tahu sedikit asal mu asal dari desa saya ini, dan sungguh
menjadi kebanggaan tersendiri bagi saya pribadi. Apa bila ada kekurangan dan kesalahan, kritikan dan saran sangat diharapkan guna bisa melengkapi cerita ini. Salam jaya desaku tercinta..
mbah loko joyo lukman hakim konon adalah masih kerabat dari yg babat alas desa dongos kedung jepara, yaitu; simbah datuk joyo kusumo (makam sawo) & simbah datuk joyo potro (makam kalbakal). sebagian warga desa dongos masih sering ziarah ke makam mbah loko joyo (lukman hakim). kalao pengen lebih jelas silahkan tanyakan ttg beliau kpd tokoh agama/sesepuh desa dongos.
BalasHapusMohon maaf sebelumnya ,apakah saya bisa bertemu njenengan untuk wawancara mengenai asal usul desa kedung leper ? Terima kasih
HapusWah kapan ya bisa silatarurrahi ke sana ya
BalasHapusMohon maaf sebelumnya , apakah saya bisa bertemu njenengan untuk wawancara mengenai asal usul desa kedung leper ? Terima kasih
BalasHapusmemang ada beberapa versi terkait hal ini,dan ada beberapa silsilah yg pernah saya dapatkan..matur suwun
BalasHapus